Pengertian
Flu burung atau avian influenzae adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Saat ini Avian influenzae telah menyebar dengan cepat di seluruh belahan dunia termasuk di Indionesia dan telah merenggut ratusan nyawa manusia.
Etiologi
Secara umum virus influenza tipe A terdiri dari bebarapa strain; H1N1, H3N2, H5N1, H7N7, H9N2 dll. Saat ini penyebab avian influenza adalah Highly Pathogenic Avian Influenza Virus, strain H5N1 (H=hemagglutinin, N=Neuraminidase). Secara umum virus flu burung tdk menyerang manusia, namun beberapa tipe tertentu dpt mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang manusia dengan masa inkubasi antara 1-3 hari. Virus H5N1 dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada suhu 0°C bahkan di dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas yg sakit dpt bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60°C selama 30 menit.
Sumber dan Cara Penularan
Avian influenza menyebar secara cepat terutama antar unggas di peternakan. Selanjutnya dapat menular pd manusia lewat tinja/sekret unggas sehingga resiko tinggi pada peternak unggas, penjual, penjamah unggas. Saat ini belum terbukti penularan dari manusia ke manusia, namun secara teori dpt terjadi. Selain itu belum terbukti penularan pd manusia lewat daging, telor unggas yg dikonsumsi.
Manifestasi Klinik
Pada dasarnya gejala avian influenzae sama dengan gejala flu pd umumnya. Biasanya ditemukan demam (suhu>38°C), sakit tenggorokan, batuk, beringus, nyeri otot, sakit kepala, lemas. Selanjutnya dalam waktu singkat menjadi peradangan paru-paru (pneumonia) sehingga apabila penatalaksanaan tdk baik dpt menyebakan kematian
Definisi Kasus
1. Kasus Suspek
Yaitu seseorang yg menderita ISPA dgn gejala demam (suhu>38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan atau beringus serta dgn salah satu keadaan :
a. Seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit KLB flu burung
b. Kontak dgn kasus konfirmasi flu burung dalam masa penularan
c. Bekerja pada lab yg sedang memproses spesimen manusia/binatang yang dicurigai menderita flu burung.
2. Kasus Propable
Adalah kasus suspek disertai salah satu keadaan :
a. Bukti lab terbatas yg mengarah pd Virus influenza A (H5N1) mis : tes HI menggunakan antigen H5N1
b. Dlm waktu singkat berlanjut menjadi pneumonia/gagal pernafasan/meninggal
c. Terbukti tdk terdapat penyebab lain
3. Kasus Konfirmasi
Adalah kasus suspek atau prppable didukung oleh salah satu hasil pemeriksaan laboratorium:
a. Kultur virus influenza H5N1 positif
b. PCR influenza (H5) positif
c. Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4X
Penatalaksanaan
1. Triage instalasi gawat darurat
a. Seleksi dengan menggunakan Standar Operating Prosedur (SOP)
b. Seleksi pertama dilakukan oleh perawat terlatih dgn berpedoman pd gejala flu burung dan faktor resikonya
c. Seleksi kedua dilakukan oleh dokter sesuai standar yanmed
d. Pemeriksaan penunjang
e. Dipulangkan atau dirawat, jika dirawat segera lapor dr konsulen
2. Rawat inap
Klien harus menjalani perawatan bila ditemukan demam >38°C, nyeri tenggorokan, batuk, bersin, pilek, mialgia. Selain itu bila pada Keadaan yang berat timbul respiratory distress, tanda gejala pneumonia virus dan adanya kontak dengan unggas di peternakan, terutama jika unggas tersebut menderita sakit/mati dalam 7 hari terakhir. Perawatan paling sedikt 1 minggu dengan sistem isolasi
3. Rawat ICU
Penderita atau suspek avian influenzae harus dirawat di ICU bila : frekunesi nafas > 30X/mnt, penurunan PO2, foto thoraks menunjukan penambahan infiltrat > 50% atau mengenai banyak lobus paru, tekanan sistolik 90mmHg dan diastolik<60mmhg,> 4 jam dan fungsi ginjal memburuk (kreatinin > 4 mg/dl).
4. Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
1. Spesimen darah dikirim ke Badan Litbangkes (Lab WHO Hongkong).
2. Rutin (darah lengkap, albumin/globulin, SGOT/SGPT, ureum kreatinin, CK, AGD)
3. Mikrobiologi (gram, BTA, sputum)
4. Serologi dilakukan rapid tes, deteksi antibodi (ELISA) deteksi antigen (HI/IF/FA)
b. Radiologi : torax foto didapatkan penambahan infiltrat
5. Pengobatan
a. Oksigenasi untuk mempertahankan saturasi O2>90%
b. Hidrasi
c. Anti virus (oseltamivir) 75 mg, 2X/hari selama 7 hari
d. Amantadine/rimantadine pada awal infeksi
6. Pemulangan penderita dan follow up
Seorang penderita avian influenzae dapat dipulangkan bila :
a. Tidak demam selama 48 jam
b. Tidak batuk
c. Perbaikan foto torax
Apabila hasil pemeriksaan laboratorium normal, selanjutnya pasien dianjurkan: kontrol ke RS yang dilakukan satu minggu setelah pulang. Saat kontrol dilakukan foto torax dan pemeriksaan lab ulang
7. Penanganan jenazah penderita flu burung
Penanganan jenazah penderita flu burung perlu perlakuan khusus dengan petugas khusus (kewaspasdaan umum). Jenazah harus ditutup dgn bahan yg terbuat dari plastik (tdk dpt tembus air). Dapat juga ditutup dgn bahan kayu atau lainnya yg tdk mudah tercemar. Selain itu jenazah tidak boleh disemayamkan > 4 jam di pemulasaraan jenazah
Kewaspadaan Penularan pada Perawatan Penderita Flu Burung
Kewaspadaan perlu dilakukan karena sumber infeksi flu burung dapat terjadi di komunitas unggas dan di RS (pasien, petugas kesheatan, pengunjung).
1. Cara Penularan
a. Kontak (langsung/tidak langsung)
Kontak langsung terjadi dari kulit ke kulit saat memandikan/tindakan keperawatan atau tidak langsung lewat benda mati (alkes)
b. Droplet
Melalui batuk, bersin, pengisapan lender. Untuk pencegahannya perlu pengaturan ventilasi karena kuman tidak menetap di udara.
2. Kewaspadaan Universal
a. Memperlakukan semua darah dan tubuh sebagai bahan infeksius
b. Cuci tangan dengan antiseptik, gosok selama 10 detik dan dilap kering sebelum/sesudah tindakan
c. Pakai sarung tangan
d. Gunakan pelindung tubuh
e. Perbaikan gizi/daya tahan tubuh
3. Kewaspadaan Tambahan
a. Penempatan pasien di ruang isolasi
b. Alat pelindung (masker, penutup kepala, kaca mata pelindung, sarung tangan, barak schort, sepatu khusus)
c. Transportasi pasien; batasi pemindahan ke ruang lain jika tdk perlu, jika harus pakaikan masker dan tutupi dgn selimut rapat
d. Alat kesehatan untuk pasien harus tersendiri
Pencegahan Penularan Avian Influenzae
1. Dilakukan dengan menghindari bahan yang terkontaminasi tinja dan sekret unggas
2. Setiap berhubungan dengan penderita atau bahan yang berasal dari unggas memakai pelindung (masker, sarung tangan)
3. Bahan yang berasal dari saluran cerna penderita atau unggas ditanam/dibakar
4. Alat-alat yang digunakan pada penderita/unggas didesinfektan
5. Kebersihan lingkungan (kandang, imunisasi unggas, desinfektan kandang)
6. Meningkatkan kebersihan diri
7. Pastikan memasak dengan matang produk-produk unggas (daging, telur).
Ciri – Ciri Ayam Yang Terkena Avian Influenzae
1. Mati mendadak
2. Jengger berwarna biru
3. Di kaki timbul kemerahan seperti habis dikerok
DIKUTIP DARI BERBAGAI SUMBER