Penelitian merupakan bagian dari pemecahan masalah. Masalah penelitian merupakan langkah awal yang harus dipikirkan berdasarkan fakta empiris di lapangan. Pemahaman tentang masalah harus didasarakan pada kajian kepustakaan yang dapat dipercaya. Kegiatan tersebut meliputi berfikir, membaca, review teori. Selama tahap ini, seorang peneliti harus memahami pelaksanaan deductive reasoning dan memilih topik yang diminati.
A. Pengertian Masalah Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2002) masalah penelitian secara umum dapat diartikan sebagi suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan. Pengertian serupa juga dikemukakan oleh Danim (2003) yang menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masalah penelitian keperawatan adalah suatu kesenjangan atau diskongruensi antara kenyataan dan harapan di bidang keperawatan.
Notoatmodjo (2002) menyebutkan bahwa pada hakikatnya masalah penelitian kesehatan adalah segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya, atau segala bentuk rintangan dan hambatan atau kesulitan yang muncul pada bidang kesehatan. Jika kita mau sedikit mencermati, seringkali akan menemukan banyak sekali kesenjangan antara teori yang diajarkan di kelas dengan kenyataan yang ada di lapangan tempat praktik mahasiswa, baik di rumah sakit, klinik maupun di masyarakat. Hal ini tentu sering menjadi pertanyaan karena kesenjangan ini. Dengan demikian, betapa banyak dan kompleksnya masalah penelitian yang dapat ditemukan oleh seorang peneliti. Untuk rsiet keperawatan, masalah riset biasanya didapatkan dari topik yang secara luas berhubungan dengan keperawatan.
Meskipun masalah penelitian itu selalu ada dan banyak, menurut Notoatmodjo (2002) belum tentu mudah mengangkatnya sebagai masalah penelitian, diperlukan kepekaan terhadap masalah penelitian. Kepekaan ini dipengaruhi oleh minat dan pengetahuan atau keahlian. Minat dan pengetahuan atau keahlian itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain :
1. Profesi
Profesi atau bidang pekerjaan seseorang dapat menjadi sumber minat untuk melakukan penelitian. Semakin sering seseorang terpapar dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan profesinya, akan semakin mendorong orang tersebut berminat untuk menyelesaikannya.
2. Spesialisasi
Keahlian khusus seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih peka tehadap masalah yang berkaitan dengan keahliannya. Misalnya, seorang perawat spesialis jiwa, akan lebih peka terhadap masalah-masalah kesehatan jiwa pasien yang dirawatnya, meskipun pasien tersebut dirawat di rumah sakit umum dengan bukan karena gangguan jiwa. Sebagai contoh, ketika seorang perawat spesialis jiwa, menemukan pasien yang akan dioperasi terlihat gelisah, maka dengan cepat perawat tersebut akan dapat melihat bahwa pasiennya sedang mengalami kecemasan berat.
3. Akademis
Seseorang yang telah mengalami program pendidikan yang lebih tinggi, biasanya telah mendalami tentang salah satu disiplin ilmu pengetahuan. Dengan penguasaan ilmu ini, orang tersebut cenderung lebih peka mengenali masalah dalam bidang keahliannya.
4. Kebutuhan dan Praktik Kehidupan Sehari-hari
Seseorang yang cenderung menaruh perhatian akan kebutuhan dan praktik kehidupan sehari-hari akan lebih peka terhadap masalah yang muncul.
5. Pengalaman Lapangan
Seseorang yang mempunyai banyak pengalaman lapangan akan menambah kepekaannya terhadap masalah di bidangnya.
6. Bahan Bacaan atau Kepustakaan
Membaca dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berpikir seseorang, sehingga wawasannya akan semakin luas dan semakin mampu menggunakan penalaran dan pola berpikir kritisnya semakin berkembang. Dengan berpikir kritis ini, selanjutnya akan meningkatkan kepekaan seseorang terhadap masalah.
B. Syarat Masalah Penelitian
Menurut Sastroasmoro dan Ismail (1995) dalam Nursalam (2003), masalah penelitian harus mengandung unsur FINER.
1. F = Feasible, artinya tersedianya subjek penelitian, terjangkau secara finansial, waktu, alat ukur dan keahlian.
2. I = Interesting, artinya menarik untuk diteliti
3. N = Novel, artinya mengkonfirmasi teori yg telah ada, melengkapi dan mengembangkan teori atau hasil penelitian terdahulu, menemukan sesuatu yang baru.
4. E = Ethical, artinya tidak bertentangan dengan etika khususnya etika keperawatan.
5. R = Relevant, artinya sesuai perkembangan iptek, bertujuan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan kebijakan kesehatan serta dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya.
C. Sumber Masalah Penelitian
Sebagian besar penelitian keperawatan lebih banyak bersifat penelitian empiris, karena didasarkan pada kehidupan nyata yang dialami oleh pasien-pasien yang dirawatnya. Menurut Turney dan Noble (1971, dalam Danim, 2003) sumber masalah penelitian empiris dapat berasal dari :
1. Pengalaman pribadi
2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan
3. Kerja dan kontak profesional
4. Pengujian dan pengembangan teori yang ada
5. Analisis literatur profesional dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
D. Prioritas Masalah Penelitian Keperawatan
Prioritas masalah penelitian keperawatan menurut Nursalam (2003) antara lain :
1. Prioritas kesehatan dan pencegahan penyakit pada masyarakat.
2. Pencegahan perilaku dan lingkungan yang berakibat buruk terhadap kesehatan
3. Menguji model praktik keperawatan di masyarakat
4. Menentukan efektifitas intervensi keperawatan
5. Mengkaji gangguan perilaku dengan cara yang efektif
6. Evaluasi intervensi keperawatan
7. Identifikasi faktor bioperilaku yang berhubungan dengan kemampuan koping
8. Dokumentasi pelayanan keperawatan
9. Mengembangkan metodologi pelayanan keperawatan
E. Lingkup Masalah Penelitian Keperawatan
Nursalam (2003) membagi lingkup masalah penelitian keperawatan menjadi 6 lingkup masalah, antara lain :
1. Ilmu Keperawatan Dasar
Fokus masalah penelitian keperawatan dasar meliputi :
a. Pengembangan konsep dan teori keperawatan
b. Masalah dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia (sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia) melalui pendekatan asuhan keperawatan, seperti faktor-faktor yang mempengaruhi, mekanisme fisiopatobiologis, masalah yang terjadi dalam pemenuhan kebutuhan dasar pasien.
c. Pendidikan keperawatan (penerapan kurikulum berbasis kompetensi, metode pembelajaran yang diperlukan, efektifitas pembelajaran klinis atau di kelas, efektifitas metode uji kompetensi).
d. Manajemen keperawatan (efektifitas pelayanan keperawatan, metode asuhan keperawatan yang diperlukan, dokumentasi asuhan keperawatan).
e. Peran organisasi profesi dalam peningkatan kualitas profesi keperawatan (penerapan legislasi dan registrasi perawat, harapan perawat terhadap undang-undang praktek keperawatan, perlindungan hukum perawat).
2. Ilmu Keperawatan Anak
Masalah penelitian ini didasarkan pada filosofis keperawatan anak, pemenuhan biopsikososio anak akibat hospitalisasi, tumbuh kembang anak, pemenuhan kebutuhan bermain anak.
3. Ilmu Keperawatan Maternitas
Lingkup masalah penelitian ini memfokuskan pada wanita pada masa pre natal, post natal, dan gangguan reproduksi.
4. Ilmu Keperawatan Medikal Bedah
Lingkup masalah penelitian ini difokuskan pada asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan. Topik masalah dapat mengacu pada pendekatan asuhan keperawatan yang diperlukan, tindakan keperawatan medikal bedah, tindakan kegawatdaruratan. Meliputi seluruh gangguan sistem tubuh pada klien usia dewasa.
5. Ilmu Keperawatan Jiwa
Masalah penelitian ini difokuskan pada masalah pasien, keluarga dan masyarakat serta pengembangan model asuhan keperawatan jiwa mulai dari promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif. Objek telaahan dapat dilakukan pada klien dengan gangguan psikososial atau gangguan jiwa klinis. Masalah yang umumnya diteliti berupa penerapan proses keperawatan, analisa proses interaksi, kedaruratan psikiatri, terapi keluarga, terapi lingkungan, terapi modalitas.
6. Ilmu Keperawatan Komunitas
Lingkup masalah penelitian komunitas meliputi pengkajian kondisi kesehatan masyarakat (komunitas, gerontik, kelompok khusus, kesehatan kerja) yang meliputi peran serta masyarakat dalam program kesehatan, kesehatan lingkungan, pengembangan asuhan keperawatan komunitas.
F. Strategi Pemilihan Masalah Penelitian
Banyaknya masalah penelitian yang sering ditemukan dalam pelayanan keperawatan, seringkali membuat seorang peneliti harus memilih masalah penelitian yang paling layak diantara beberapa masalah tersebut. Hal yang penting dijadikan pegangan dalam memilih masalah penelitian ini adalah bahwa keputusan dan penentuan terakhir adalah terletak pada peneliti itu sendiri.
Sebelum memilih masalah, terlebih dahulu peneliti harus menentukan topik penelitian. Untuk menentukan topik penelitian Narbuko dan Achmadi (2002) menyampaikan bahwa sebelum menentukan topik penelitian, seorang peneliti harus terlebih dahulu menanyakan pada diri sendiri tentang beberapa pertanyaan berikut :
“Apakah topik tersebut dapat dijangkaunya/ dikuasainya (manageble topic)?”
“Apakah bahan-bahan/ data-data tersedia dengan cukup (obtainable data)?”
“Apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significancy of topic)?”
“Apakah topik tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji (interested topic)?”
Setelah topik ditentukan selanjutnya peneliti harus memilih masalah penelitian yang sesuai dengan topik tersebut. Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian agar masalah yang dipilih layak dan relevan untuk diteliti diungkapkan oleh Notoatmodjo (2002), meliputi :
1. Masalah masih baru
“Baru” dalam hal ini adalah masalah tersebut belum pernah diungkap atau diteliti oleh orang lain dan topik masih hangat di masyarakat, sehingga agar tidak sia-sia usaha yang dilakukan, sebelum menentukan masalah, peneliti harus banyak membaca dari jurnal-jurnal penelitian maupun media elektronik tentang penelitian terkini.
2. Aktual
Aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadi di masyarakat. Sebagai contoh, ketika seorang dosen atau mahasiswa keperawatan akan meneliti tentang masalah gangguan konsep diri pada pasien yang telah mengalami hemodialise berulang, maka sebelumnya peneliti tersebut harus melakukan survey dan memang menemukan masalah tersebut, meskipun tidak pada semua pasien.
3. Praktis
Masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis, artinya hasil penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan suatu pemborosan atau penghamburan sumber daya tanpa manfaat praktis yang bermakna.
4. Memadai
Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak terlalu luas, tetapi juga tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas akan memberikan hasil yang kurang jelas dan menghamburkan sumber daya, sebaliknya masalah penelitian yang terlalu sempit akan memberikan hasil yang kurang berbobot.
5. Sesuai dengan kemampuan peneliti
Seseorang yang akan melakukan penelitian harus mempunyai kemampuan penelitian dan kemampuan di bidang yang akan diteliti, jika tidak, hasil penelitiannya kurang dapat dipertanggungjawabkan dari segi ilmiah (akademis) maupun praktis.
6. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah
Masalah-masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-undang ataupun adat istiadat sebaiknya tidak diteliti, karena akan banyak menemukan hambatan dalam pelaksanaan penelitiannya nanti.
7. Daya dukung
Setiap penelitian membutuhkan biaya, sehingga sejak awal sudah dipertimbangkan darimana asal biaya tersebut akan diperoleh. Tidak jarang masalah-masalah penelitian yang menarik akan mendapatkan sponsor dari instansi-instansi pendukung, baik pemerintah maupun swasta.
Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, sebelum melakukan pemilihan masalah penelitian, maka peneliti harus menjawab beberapa pertanyaan berikut agar masalah yang diteliti layak dan relevan (Notoatmodjo, 2002):
1. Apakah masalah yang akan diteliti merupakan masalah yang sedang hangat di dalam masyarakat saat ini?
2. Apakah masalah tersebut benar-benar ada di dalam masyarakat?
3. Sejauh mana masalah tersebut dirasakan? Apakah penduduk atau masyarakat merasakan masalah tersebut?
4. Apakah masalah tersebut mempengaruhi kelompok tertentu, misalnya ibu hamil, bayi, atau anak balita?
5. Apakah masalah tersebut berhubungan dengan masalah sosial, kesehatan ataau ekonomi yang luas?
6. Apakah masalah tersebut berhubungan dengaan kativitas program yang sedang berjalan?
7. Siapa lagi yang tertarik atau terlibat dalam masalah tersebut?
Dengan beberapa pertimbangan dan pertanyaan tersebut, diharapkan akan dapat dirumuskan masalah penelitian yang layak dan relevan, sehingga masalah penelitian memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun aplikatif.
G. Faktor-Faktor Yang Mendasari Perumusan Masalah
Perumusan masalah harus dibuat sesuai dengan pemahaman peneliti dengan topic yang ingin diteliti. Oleh karena itu sebelum merumuskan masalah penelitian, seorang peneliti harus memperhatikan hal-hal berikut :
1. Mendefinisikan permasalahan
Hal yang pertama dilakukan adalah merumuskan masalah secara umum. Masalah yang dipilih biasanya sesuai dengan lingkup telaahan ilmu keperawatan. Pada langkah ini pola fikir peneliti harus memperhatikan fakta empiris dan kritis mengacu pada pemikiran induktif.
2. Mencari rujukan pustaka
Setelah menemukan topic maka seorang peneliti harus melakukan kajian ilmiah. Dengan kajian ilmiah seorang peneliti dapat mengidentifikasi hal yang sudah difahami dan haal yang belum difahami. Oleh karena itu telaahan teori merupakan hal yang wajib dilakukan, karena teori merupakan sumber yang sangat penting dalam mendapatkan permasalahan karena disusun berdasarkan ide atau hasil tentang situasi sekarang dan teruji kebenarannya.
3. Sesuai dengan bidang keperawatan
Untuk menyesuaikan dengan bidang garap perawat, seorang peneliti dapat melakukan interaksi dengan sesama perawat. Peneliti dapat berdiskusi dengan perawat peneliti yang berpengalaman, dosen atau dengan perawat pelaksana di rumah sakit, klinik atau puskesmas. Hasil diskusi akan sangat bermanfaat untuk menyesuaikan topic penelitian, rumusan masalah dengan kebutuhan pengembangan profesi perawat.
4. Kemampuan pelaksana
Dalam merumuskan masalah penelitian, hendaknya seorang peneliti memperkirakan kemampuan dirinya. Introspeksi diri sangat penting dalam tahapan ini. Hal yang harus diperhatikan sebelum merumuskan masalah antara lain : waktu, dana, keahlian peneliti, ketersediaan responden, ketersediaan fasilitas, kerja sama dengan tim perawat lain dan pertimbangan etik penelitian. Hal tersebut perlu difikirkan mengingat akan berkaitan dengan tipe responden, jimlah dan kompleksnya variable, metode pengukuran variable, pengumpulan data dan proses analisa data.
I. Penulisan Latar Belakang Masalah Dalam Proposal Penelitian
Penulisan latar belakang masalah dilakukan untuk menjawab keingintahuan untuk mengungkapkan suatu kreativitas/gejala/konsep/dugaan atau menerapkannya untuk suatu tujuan. Dalam penulisan latar belakang juga harus dikemukakan hal-hal yang mendorong atau argumentasi pentingnya dilakukan kegiatan yang diusulkan. Uraikan proses dalam mengidentifikasi masalah yang akan dicari solusinya.
Penelitian dilakukan untuk menjawab permasalahan. Dengan demikian maka masalah atau latar belakang masalah merupakan penentu apakah suatu penelitian layak dikerjakan atau tidak. Pada “latar belakang masalah” ditunjukkan adanya masalah yang (akan) diteliti. Latar belakang ini harus ditampilkan secara kuat, maka kita harus mengemukakan data dan fakta sebagai alasan, dengan mengurangi argumentasi pribadi sedikit mungkin.
Pada latar belakang ini peneliti harus dapat menjelaskan bahwa keinginan untuk meneliti masalah tersebut timbul, karena peneliti melihat adanya kesenjangan atau jurang perbedaan antara hal yang seharusnya atau idealnya dengan kenyataan yang ditemui di lapangan. Pada latar belakang ini harus diketahui dengan jelas bahwa masalah yang diajukan betul-betul dirasakan perlunya. Agar pada latar belakang ini dapat diajukan argumentasi yang kuat serta didukung oleh fakta dan data, maka peneliti
perlu melakukan studi pendahuluan ataupun studi pustaka.
Menurut Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (1991) pada latar belakang berisi perumusan masalah, yang memuat penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan penelitian itu dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti. Selain itu juga diuraikan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam lingkup permasalahan yang lebih luas. Sementara pendapat lain menyatakan bahwa pada perumusan masalah yang mencakup latar belakang tentang alasan mengangkat masalah tersebut dan ada penjelasan tentang makna paling
penting serta menariknya masalah tersebut untuk ditelaah.
J. Penulisan Rumusan Masalah Penelitian Keperawatan
Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti atau dipecahkan. Uraikan pendekatan dan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang akan diuji, dugaan yang akan dibuktikan, masalah yang akan dicari penyelesaiannya. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan kegiatan penelitian. Uraian perumusan masalah
tidak harus dalam bentuk pertanyaan.